Sabtu, 25 September 2010

Miyuki (part 1)

"Miyu! aku dapat tiket nonton bioskop siang ini habis pulang sekolah mau nggak?" tawar Angela, sahabat Miyu. "Oh boleh!" jawab Miyu senang. "Gimana kalau kita ajak murid baru itu? Lila kan namanya?" tanya Angela. "E..e..sebaiknya jangan ajak dia deh. Dia kan belum terbiasa sama geng kita pasti dia nggak boleh. kalau aku kan sudah biasa" jawab Miyu untuk mencegah Lila untuk ikun pergi jalan-jalan dengan geng Angela. "Oh gitu sayang sekali. Padahal, tiketnya sisa satu" tukas Angela. "Gini aja kamu kan suka sama Mizuno, nah ajak dia nonton!" usul miyu. "Tapi.. filmnya kan film horror Mizuno bisa benci kalau sampai nggak sengaja aku peluk-peluk dia" jawab Angela sambil nyengir. "Ampun deh gel.. Eh tiket yang tersisa itu tempat duduknya pisah nggak? kalau pisah, kita kerjain Veny yuk! dia kan palin takut kalau kita ajak nonton film horror" ucap Miyu. "Eh boleh juga tuh nanti aku pura-pura beli tiket film yang lucu itu lho..The Rising Star terus aku bilang dapet tiketnya Pocong 2 terus, kita paksa-paksa tuh si Veny buat masuk bioskop nah kita bisa ketawa sepuasnya deh" bisik Angela. "hehe oke juga. Lo udah kasih tau Meta sama Layla?" tanya miyu. Udah dong" jawab Angela. "Ya udah sana kasih tahu kita bakalan ngerjain Veny! urusan buat ngebujuk dia serahin ke gue!" ucap Miyu. "yah oke eh gue balik dulu ke kelas gue yah sebenarnya tadi gue janji ama meta bakal ngasih salinan pe-er mat. Tapi gue nawarin tiket bioskop dulu ke elo..." jawab Angela. "ya udah sana-sana!" ucap Miyuki. Hahaha Miyu sangat tidak sabar untuk pulang sekolah karena dibalik senyum manisnya, pasti akan ada sesuatu yang terjadi.

Senin, 20 September 2010

Ice Rink

Sudah yang ke-enam kalinya Lily mengunjungi toko peralatan ice skating di pinggir kota Jakarta. Lily ingiiin sekali bermain ice skating bersama keluarganya. Duuuh kalau saja aku terlahir sebagai anak dari keluarga kaya. Pasti menyenangkan sekali. Bisa bermain Ice Skating sepuas hati setiap liburan musim dingin begitu batin Lily saat mendengar cerita-cerita sombong Berty bahwa dia sering sekali bermain Ice Skating. Entah itu di Taiwan, China, jepang, Korea, ataupun di Jakarta. Lily adalah anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Orangtuanya single parent. Hanya ibunya yang baik dan penuh kasih sayang itulah yang merawatnya. Lily dibesarkan tanpa ayah. Tetapi setiap bulan, ayah Lily selalu mengirimkan uang berjumlah 1.000.000 rupiah. Itu sebabnya Lily bisa bersekolah di sekolah yang mahal dan top no.2. Sebenarnya Lily tersiksa disekolahkan di sekolah mahal. kenapa? karena setiap akhir weekend, Lily pasti nelangsa mendengarkan cerita-cerita mengasyikkan liburan teman-temannya. Sedangkan Lily jika ditanya "kemana saja kamu selama liburan weekend kemarin?" Lily pasti menjawab "Aku kerja di cafe kakekku cukup menyenangkan" Lily pasti berbohong. Dia pasti malu untuk mengucapkan WARTEG padahal kenyataanya adalah ibunya hanya punya warteg bukan Cafe mahal nan elit yang kita sering jumpai. "LILY!!!
LILY!!!" tiba-tiba ibu Lily memanggilnya. itu tandanya, dia harus segera pulang dan pura-pura keluar dari toko musik. Tapi semua sudah terlambat. Ibunya sudah terlanjur melihatnya keluar dari toko peralata ice skating. "Lily! sedang apa kamu disitu! ayo pulang!" bentak ibunya. "Ah iya ma..." ucap Lily galau. "LILY MAMA KAN SUDAH BILANG, KELUARGA KITA TIDAK AKAN BERMAIN ICE SKATING KARENA MISKIN!!! KAMU MENGERTI LILY!? SUDAH BUANG SAJA ANGAN-ANGANMU ITU!!" ibu Lily membentaknya habis-habisan. Tidak tanggung tanggung.

Sampai rumah, Lily segera pergi ke kamarnya lalu men-double tape kain yang menutupi kamarnya. "UUGH! aku selalu saja jadi bahan ledekan teman-teman karena tidak pernah ice skating, atupun main bowling. Juga karena tidak pernah ke Bali, atau ke Singapore aku juga diledek hanya gara-gara aku tidak punya BlackBerry, ataupun handphone Nokia biasa. kenapa!? kenapa aku bukan orang kaya!!!! Aku selalu iri sama teman-teman yang kaya raya. Aku bosan jadi anak orang Miskin! mana segala sesuatunya bekas lagi. IIh nyebelin!" teriak Lily sambil menangis. Mendengar itu, ibunya juga ikut menagis. Maafkan aku nak...... ucap ibunya pelan sambil menangis di depan kain penutup kamar Lily.

"Eh aku dimana?" tanya Lily heran. Dia sedang menggunakan sepatu ice skating, sapu tangan, dan kaos kaki. Dan yang lebih mengherankan lagi, dia berada di sebuah kawasan mall elitee, yaitu mall Taman Anggrek dan sedang berada di Ice Rink. "Waaaah aku ice skating! Lho kenapa aku punya handphone? BB lagi?" tanya Lily. lalu, lily bertemu salah satu temannya, Laely. "Eh apa kabar? kita foto-foto en main bareng yuk!" ajak Laely. nggak mungkin ini pasti mimpi. laely nggak pernah deket-deket aku. Karena dia emang nggakmau deket-deket aku.  "Lho kenapa nggak mau? ya sudah" ucap Laely. "Eh aku mau kok!" teriak Lily. Tidak terasa, mereka 4 jam berada di ice rink.

"Eh aku punya BB lho nih.. terus kemaren aku ke ice rink ada foto-fotonya nih" ucap Lily menunjukkan kepada Berty. "Iya..iya aku percaya. katanya si laely dia ketemu kamu kemaren" ucap berty. HA!? Lily melongo. Hehe sebenarnya tadi pagi laely bingung. Ada Blackberry diatas meja belajar butunya lalu didalam BlackBerry itu, ada foto-foto Lily dan Laely yang sedang berada di Ice Rink. Nah sewaktu diceritakan berty lalely bertemu Lily, Lily jadi semakin bingung. Bukannya itu hanya mimpi?

POKOKNYA MAKASIH YA>> YANG UDAH NGEWUJUDIN MIMPI AKU!!

begitu jerit Lily dalam hati.

THE END

Minggu, 19 September 2010

Dia memberiku keberanian.........

"Mikako sudah sarapan?" tanya ibu. "belum ma aku nggak mau sekolah ah malas" jawabku asal. "Eh mikako harus rajin belajar katanya mau masuk SMA Miisaki" jawab ibu. "Ah ya sudah deh" dengan gontai, aku berjalan menuju kamar, lalu mandi dan sarapan.

"Namaku Mikako Shuruichi salam kenal!" ucapku pada murid baru yang duduk di sebelahku, Haruki Asai. Dia murid pindahan dari Shibuya. "Ah ya salam kenal juga" ucap haruki senang. "Haruki Shibuya itu seperti apa sih? minggu depan aku ke sana lho" ucapku senang. "Wah Shibuya itu ramai. Tapi paling cocok kalau kamu mau beli baju. Baju-baju di sana lucu-lucu! Tapi harganya sekita 1000 Yen keatas" jawab Haruki tanpa nada sombong. "Wah pasti asyik ya kalau jadi warga sana" ucap ku sambil menerawang. "Kamu sendiri warga asli kobe?" tanya Haruki. "oh bukan aku pindahan dari Tokyo. Aku pindah kesini setengah tahun lalu" ucapku. "Wah Tokyo seperti apa ya?" tanya Haruki penasaran. Sepertinya dia belum pernah ke Tokyo. "Ah Tokyo itu ramai.. banyak pejalan kaki. Aku sendiri kalau pulang sekolah jalan kaki. Ada banyak Taman.. Toko sihir, peramal ach pokoknya apa saja masuk ke Tokyo!" ucapku sambil kembali menerawang langit-langit. "Wah kayaknya asyik ya hidup Tokyo... Hmmm kamu menyesal nggak pindah ke Kobe?" tanya Haruki lagi. "Ah agak menyesal sih tapi di Kobe segala sesuatu jauh lebih santai. Tidak terlalu bising seperti Tokyo. lagipula, jika aku tidak pindah ke Kobe, tidak akan bertamu kamu kan?" jawabku santai. "haha iya sih.. aku juga nggak menyesal kok" ucap Haruki sambil tertawa. Tiba-tiba kami kepergok Pak Oufu, sedang mengobrol. kami dimarahi habis-habisan. Untung saja pelajarannya bahasa Inggris. jadi, PR tambaahan tidak masalah. Saat disuruh keluar dan berdiri di lorong depan kelas sampai pelajaran selesai. Bagiku, biasanya sangat membosankan karena tidak ada teman mengobrol. Tapi hari ini, meskipun disetrap, kami masih bisa tertawa-tawa ah senangnya......

"Shuruichi kemari" ucap Frenda, teman sekelas dari Inggris. Dia begitu sombong sehingga tidak mau berteman dengan orang miskin. Contohnya aku ini. Dan, setiap kali dipanggil olehnya, aku harus menjawabnya dengan Miss Yoroichi. " Ya ada Miss Yoroichi?" (mengucapkan dengan tidak rela) "Ah begini Haruki Asai adalah sahabatku sejak SD. Dia adalah orang terkaya ke-2 setelah presiden. Nah kupikir, kamu yang miskin ini tidak cocok berteman dengan si Asai itu. Hahaha kamu pasti mau memanfaatkan Asai kan? ya kan? lebih baik dia berteman denganku daripada di manfaatkan olehmu. Jadi, mulai detik ini, jangan sekali-sekali dekat-dekat lagi dengan Asai. Kau mengerti? Nah sudah sana pergi! aku tidak terlalu banyak menyuruh kan hari ini? HHAHAHAHA!" tawa Frenda membuatku semakin menangis. Sejak aku pindah ke sini aku tak punya teman. Sekarang, aku yang baru dapat teman yang menurutku sangat baik dan menawariku jadi sahabatnya, ternyata adalah sahabat lama Frenda. kenapa Frenda selalu menggangguku? kenapa dia selalu iri padaku? padahal aku miskin dan tak punya apa-apa. Aku butuh teman... tapi kenapa semua orang kamu rebut Frenda? kenapa kamu tidak memikirkan perasaanmu sendiri jika seandainya kamu jadi aku...huhuhuuh... aku terus menangis hingga tiba-tiba haruki datang."Haruki?mjmmmm....jangan dekat-dekat aku!"nteriakku sambil setengah menangis. "Kamu kenapa Mikako? kamu sakit atau kenapa?" tanya haruki. tak kusangka dia seperhatian itu. padahal kesan awalnya adalah haruki orang yang cuek tapi baik dan selalu nyambungkalau diajak ngobrol. Everything. "Nggak! nggak kenapa-keenapa!" teriakku lagi sambil berusaha menjauh. Aku sembunyi menuju tempat persembunyianku untuk menangis. Di samping Loker-loker anak SMA. Kupikir Haruki tidak mengikutiku. Ternyata dugaanku salah.... "Haruki! sedang apa kamu disini?" tanyaku terkeejut. "SSSht nanti bisa kedengaran Frenda lho" ucap haruki. "kamu pasti dilarang dekat-dekat sama aku kan?" tanya haruki. "YuP" jawabku. "nah harusnya kamu jangan menangis. Berilah semua keberanian pada dirimu. Lalu bilang saja seperti ini: Aku takkan mau menjauh darinya! karena dia sahabatku! harusnya begitu!" ucap Haruki. "Tapi kalau nanti dimarahin Guru gimana?" tanyaku. "Ya nggak pa-pa! bilang saja yang sebenarnya terjadi! pasti guru kita itu akan mengerti! lagi pula Pak Oufu lihat kau menangis di depan Frenda kok..." hibur haruki. "hah yang benar!?" jeritku karena kaget. "iya betulan lho. kamu nggak percaya? Eh sudahlah... masalah gitu kenapa dipikirin sih? ayo tanamkan keberanian itu! jangan malu! nanti sampai dewasa digituin terus lho..." ucap Haruki sambil melucu. "Thank's ya Haruki kamu memang pengertian! padahal kita baru berteman sehari lho.." ucapku sambil berdiri dan menggandeng tangan Haruki. "hahaha iya sama-sama" Haruki tersenyum senang. lalu, kami berjalan kaki pulang bersama.

"Masih berani dekat-dekat Asai, Shuruichi?" tanya Frenda dengan tatapan galak. Sebenarnya aku takut untuk menjawab. Tapi suara Haruki menggema dalam hatiku. BERANI! BERANI! begitu bunyinya. "heh kok diam aja?" tanya Frenda. "Berani kok Miss Frenda Peot" ucapku dengan nada sinis. "HEH apa-apaan kamu berkata begitu sama Miss frenda yang terhormat ini!?" "Ah nggak...nggak apa-apa" ucapku santai. "beraninya kamu!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" teriak Frenda sambil menarik kepangku. Aku menonjok frenda. Tiba-tiba ada suara: "Miss Yoroichi dan Miss Shuruichi, pergi ke ruang BP sekarang". Aku menurut. Di dalaam ruang BP, aku menceritakan segala-galanya. Mulai dari kejahatan Frenda, d.l.l, Semua juga ikut mendukungku. katanya Frenda jahat. Frenda llu distrap dari sekolah. Sampai Frenda minta maaf pada semua yang sudah disakiti hatinya, termasuk aku. Tapi Frenda tetap gengsi untuk minta maaf. Berarti dia lebih memilih setrap dari sekolah ya? hahaha Frenda bodoh. Setelah itu, aku pergi ke kelas dan menemui haruki.
Saat aku melihatnya, Haruki tersenyum. "Nah kau sudah berani sekarang" ucapnya. "Ah itu semua berkat kau" ucapku sambil memeluk Haruki.

Ah dia memberiku keberaninan.....begitu batinku dalam hati saat aku memeluk Haruki.

THE END

Rangking 1

"Reris sudah kerjakan pe-er?" tanya ibu. Reris menggeleng. "Malas ah bu.. besok kan masih bisa" jawab Reris asal-asalan sambil memandang acara Infotainment di TV. "Reris cepat kerjakan!" bentak ibu galak. "Ah... ya sudah" jawab Reris malas sambil mematikan TV. Setelah berada di kamarnya, Reris menyalakan laptopnya dan membuka website sekolahnya yaitu http//www.sekolahbintangutara.co.id setelah itu Reris mengklik tulisan PR pada kolom di sebelah kiri. Muncullah Pr-Pr Reris yang tidak pernah dikerjakan. "Ugh nyebelin banget sih pake ada pr segala ngapain coba?" keluh Reris. 10 menit kemudian, Reris sudah selesesai mengerjakan pr-prnya yang menumpuk itu. Jangan kaget kalau Reris cepat selesai, karena reris termasuk murid terpintar di angkatannya. Setelah selesai, Reris mengklik Home, lalu Nilai. Reris sangat puas ketika melihat hasil ulangan pelajaran IPA,IPS, dan PKN pada hari kemarin. Nilainya sempurna, 100. Iseng pingin tahu nilai sahabt-sahabatnya, Saki, Miyu dan Naomi, Reris men-scroll mouse-nya mencari nama-nama sahabatnya. Reris puas. Puas sekali dengan nilai-nilai sahabatnya. Usaha reris tidak sia-sia untuk mengajari sahabat-sahabatnya itu. Tiba-tiba terdengar lagu Sorry-Sorry nya Super Junior. Itu adalah ringtone hp nya. "Moshimoshi? oh.. Saki kenapa?  kumpul di kiraski's cafe yang baru buka? eh ikut... tunggu ya paling 20 menitan lagi aku sampai . Bye.. sampai ketemu" ucap Reris sambil menutup flap hpnya. Reris segera mandi dan berganti baju. lalu, pamit pada ibunya.

KLINING.. bel yang dipasang di pintu Kirisaki's Cafe berbunyi. "Rer! kita disini!" teriak Miyu dari meja nomor. 20. Reris langsung berjalan ke arah meja no. 20. "Pa kabar? Hmm baik ya? thank's ya nilai kita jadi 100 gara-gara kamu" ucap Naomi. "Duuh Naomi aku kan nggak banyak membantu cuman membuat ringkasan saja kok" ucap Reris tersipu malu. "So.. apa tujuan kalian ngundang aku ke sini?" sambung reris. "Jiaaaah ya senang-senang dong! apalagi nilai kita semua 100! khusus buat kamu Rer kita traktir!" ucap Saki. "Eh nggak usah lah.. aku bawa uang kok" ucap Reris. Selama 3 jam, ke 4 sahabat itu terus mengobrol hingga jam tujuh malam. "Eh kalian tunggu bentar ya kalian pulangnya sama aku" ucap Saki. "Ya mau ya? udah malem.. kalau jalan kaki bisa-bisa diculik lho" ucap Saki. Karena Saki memang manja, akhirnya semuanya ikut Saki.

"reris kemana saja kamu!? sudah jam tujuh malam!" bentak ibunya. "Kan sudah Reris bilang Reris kerumah Saki untuk belajar" ucap Reris berbohong. "ya sudah tidur sana! besok pengambilan rapor awas kalau kalau kamu tidak rangking 1!" ucap ibunya. "Iya..iya..." dengan malas Reris menanggapi. Selalu saja sebelum hari pengambilan Rapor, Reris diancam seperti itu. Nyebelin Nggak sih?. Dengan cepat, Reris berganti Piama lalu tidur.

Cirp...Cirp... terdengar suara burung berkicau. Reris segera bangun. Dengan hati was-was Reris berjalan ke kamar mandi. Saat mandi Reris sangat takut  duuuuh jangan sampe deh aku rangking 2. Bisa kena damprat mama. pasti mama bilang gini: kamu ini belajar nggak sih masa dapat rangking 2? tru's protes ke pak Guru hufff punya orangtua kayak gitu cuma bikin cape aja. apalagi mama itu egois memutuskan untuk bercerai dan nikah sama orang lain.. padahal kan papa baik. Apa cuma gara-gara papa pura-pura nggak mau belikan berlian mama jadi gitu? Uff  ah aku sebal sama mama. Lihat saja laki-laki yang dinikahi mama setelah papa bukanlah papa yang baik. Mama selalu mengancamku. mengomeliku. ah aku capekk! kapan sih bisa keluar dari semua ini? Ah wajar saja kalau begitu kenyataanya. ibuku kan bukan ibu kandung tapi ibu tiri. yep ibu tiri. Huuuh ibu kandungku kejam juga ninggalin aku di depan rumah ini... Reris terus mengoceh dalam hati sampai ibunya memanggil.


"Dan ini dia... rangking satu dari kelas 6A adalah RERISsa Amanda, Raura KiriSAKI, Minatsumoto NAOMI,dan MIYUki Koyuto!!!" Reris,Saki,Naomi dan Miyu segera maju lalu diberi hadiah. Setelah kembali ke kursi, Reris merasa dirinya ditarik oleh seseorang. "ini mama nak, mama kandungmu" Reris begitu terkesiap ."Mama?" "Ya benar nak ini mama" melihat itu, ibu tiri reris langsung naik darah. "Kamu siapa!?" "Saya Tarissa Amanda" "Ah yaa sudah saatnya" "nah Reris mulai hari ini kamu akan tinggal ama ibu kandungmu. kamu tetap sekolah disini kok. Kamu boleh mengunjungiku kapanpun kamu mau" ucap Ibu tiri Reris. "Ah ya..." ucap Reris senang. ah, betapa senangnya aku hari ini. Mama kandungku yang bernama Tarissa Amanda menjemputku disekolah saat hari pengambilan rapor. Hahaha aku senang ancaman dan omelan ibu tiriku sudah berakhir. Aku liat ibu kandungku cukup baik.

Selama perjalanan menuju rumaahnya yang baru, Reris deg-degan apakah ayahnya baik? atau galak? "Kita sampai" suara mama(untuk mebedakan antara ibu tiri dan ibu kandung) membuyarkan lamunan Reris. "itu papamu ada di situ" ucap mama sambil menunjuk ke arah seorang bapak-bapak yang sedang menyeruput tehnya. lho kayaknya aku kenal deh itu kan.... "PAPA!!" teriak Reris sambil menghambur ke pelukan papanya. YA! tak salah lagi itu adalah papa Reris yang dulu! "Yuk masuk ke dalam" ucap papa

AH! hari ini aku senang sekali! jerit Reris dalam hati

Kamis, 16 September 2010

kumpulan cerpen seru!: Sm@rT!

http://kumpulancerpenseru.blogspot.com/2010/09/smrt.html?spref=bl: "'Miaaaaaa!' teriak Mio sambil membanting buku PKN-nya. 'kenapa sih!?' teriak Mia jengkel. 'Umm gini lho mi, kita kan ada tugas PKN, nah gima..."

Sm@rT!

"Miaaaaaa!" teriak Mio sambil membanting buku PKN-nya. "kenapa sih!?" teriak Mia jengkel. "Umm gini lho mi, kita kan ada tugas PKN, nah gimana kalau kita kerjakan bareng-bareng?" usul Mio."Eh tugas PKN ku udah selesai tuh" jawab Mia dingin. "Ngg kalau gitu tugas Sains? Ips? B.Ind? B.Ing?" tanya Mio. "Hhhh.. mio tugasku semuanya sudah selesai! makanya kerjakan dari awal dong!" ucap Mia kasar. "Mi, mo kemana?" tanya Mio tidak menghiraukan kata-kata kasar Mia. "Mau ke Smart Magazine. Mau nukerin kupon jadi action figure Yui yang lengkap sama perabotannya" ucap Mia bangga. "Emangnya satu buku itu sudah kamu kerjakan semua?" tanya Mio bengong. "Sudah edisi bulan ini gampang sekali untukku. Oiya sekalian mau menikkan level jadi level lima" ucap Mia sombong. "Sombong banget sih!? memangnya kamu aja yang bisa?" bentak Mio karena tidak tahan oleh kesombongan saudara kembarnya, Mia. "Lho emang kenyataanya begitu kan? satu angkatan kita, yang langganan Smart Magazine, cuma aku yang bisa mengerjakan soal-soal level 4" ucap Mia tambah sombong. "Itu karena kamu selalu cari jawaban di internet kan!" tebak Mio asal karena sebetulnya Mio sudah kehabisan kata-kata. "Dasar! beraninya jadi tukang tuduh! siapa yang sebenarnya tukang nyontek? kalau ada PR, kamu pasti ngerajuk aku supaya kamu juga dapat nilai bagus" tutur Mia tak mau kalah. "eh..ah i..ii..itu nggak bener!" teriak Mio terbata-bata. "Nggak usah bohong! kamu pasti iri kan karena aku pintar? makanya belajar! aku tahu, cuma Akiko yang mau berteman denganmu karena kalian sama-sama bodoh! sudah ah! aku malas berbicara dengan orang idiot macam kau!" ucap Mia pelan, tetapi kata-katanya begitu tajam. "Sana pergi dari kamarku!" bentak Mio hampir menangis. "Huff memang payah kamu ini Mio, begitu saja sudah meenangis. Cengeng. Bukannya belajar atau apa kek ini malah nangis ahahahhaha" tawa Mia sambil membawa majalah Smart Magazine yang isinya hanya soal-soal sekolah. Majalah itu terkeenal sekali karena jika satu majalah itu sudah selesai kita mendapat 450 kupon untuk ditukarkan dengan apapun yang ada di majalah Smart Magazine. Kali in, Mia mengincar Action Figure Yui beserta perabotannya. Mia dan Mio berebut action figure itu. Tapi memang sudah pintar, mau bagaimana lagi action figure jatuh ke tangan Mia. "Ma, aku berangkat dulu ya ke Smart magazine, mau ambil majalah baru sama menaikkan level" ucap Mia. "Duuuh mama bangga sama kamu nak. Kamu itu pintar sekali. meskipunkita miskin, tak sia-sia mama memberikanmu fasilitas langganan Smart Magazine. Toh kamu juga dapat 50.000 karena yang paling pertama mengerjakan soal bukan? Mama nggak rugi deh pokoknya" ucap mama bangga. "dah mama!" ucap Mia sambil keluar rumah dan menuju bangunan Smart Magazine yang ada di dalamkomplek rumahnya, tidak jauh, hanya harus berjalan 2 blok lalu sampai deh!

"Kak, Hellen, aku sudah selesai! minta kupon kak!" ucap Mia girang. "Ini! kuponnya 250, dan 45.000 serta action figure tokoh Mio" ucap kak Hellen ramah. "lho kok 250 kupon? hei kak hellen nggak bener nih! tru's kok uangnya 45.000? aku maunya YUI bukan MIO!" marah Mia. "Mia tenang dulu yang mendahului kamu, sehingga kamu dapatnya 250 kupon, 45.000 dan action figure MIO" ucap kak Hellen. "Siapa dia?" tanya Mia garang. "hey aku disini!" teriak suara asing. "Nih mau tukar nggak? aku maunya Mio bukan Yui" ucap anak itu tenang. "Nama kamu siapa? aku Mia" ucap Mia. "Namaku Aira disingkat jadi Ira" ucap anak itu. "bener nih mau tukar?" tanya Mia. "yup! aku lebih suka Mio" ucap Aira. Mia tersenyum senang. "well, kamu diajarin siapa bisa sepintar itu?" korek Mia. "Aku diajari kembaranku. Bisa dibilang dia kakaknya. Meskipun suka marah-marah, dia cantik dan sebetulnya baik sekali. Diajuga pintar lho.. meskipun masih umur 10 tahun, seumuran kita, tapi dia sudah level 6. dia juga tak segan-segan membagi ilmunya itu" ucap Aira sambil menerawang langit-langit. Mendengar itu, Mia jadi terharu sekali. Dia embayangkan, pasti kembaran Aira baik sekali. tiba-tiba Mia teringat sesuatu. "Maaf Aira kita ketemu bulan depan ya aku harus buru-buru" ucap Mia buru-buru lari pulang kerumah.

"BRAK!" Mia membuka pintu dengan ngoss-ngosan. "Maaf ya MIo.. kubantu deh PR-PRmu itu. Aku dapat Action figure Yui lho.. gara-gara orang baik hati" ucap Mia sambil tersenyum. "Yaa gapapa deh. Bener nih? ACyiiiik!!!!" ucap Mio seperti anak kecil.

Dalam hati Mia berkata mulai sekarang, bagiku yang nomor satu adalah keluarga! tetapi tetap saja kepintaran juga penting!!!

Umm apakah mereka terus rukun sampai selamanya ya?

The END!