Minggu, 19 September 2010

Dia memberiku keberanian.........

"Mikako sudah sarapan?" tanya ibu. "belum ma aku nggak mau sekolah ah malas" jawabku asal. "Eh mikako harus rajin belajar katanya mau masuk SMA Miisaki" jawab ibu. "Ah ya sudah deh" dengan gontai, aku berjalan menuju kamar, lalu mandi dan sarapan.

"Namaku Mikako Shuruichi salam kenal!" ucapku pada murid baru yang duduk di sebelahku, Haruki Asai. Dia murid pindahan dari Shibuya. "Ah ya salam kenal juga" ucap haruki senang. "Haruki Shibuya itu seperti apa sih? minggu depan aku ke sana lho" ucapku senang. "Wah Shibuya itu ramai. Tapi paling cocok kalau kamu mau beli baju. Baju-baju di sana lucu-lucu! Tapi harganya sekita 1000 Yen keatas" jawab Haruki tanpa nada sombong. "Wah pasti asyik ya kalau jadi warga sana" ucap ku sambil menerawang. "Kamu sendiri warga asli kobe?" tanya Haruki. "oh bukan aku pindahan dari Tokyo. Aku pindah kesini setengah tahun lalu" ucapku. "Wah Tokyo seperti apa ya?" tanya Haruki penasaran. Sepertinya dia belum pernah ke Tokyo. "Ah Tokyo itu ramai.. banyak pejalan kaki. Aku sendiri kalau pulang sekolah jalan kaki. Ada banyak Taman.. Toko sihir, peramal ach pokoknya apa saja masuk ke Tokyo!" ucapku sambil kembali menerawang langit-langit. "Wah kayaknya asyik ya hidup Tokyo... Hmmm kamu menyesal nggak pindah ke Kobe?" tanya Haruki lagi. "Ah agak menyesal sih tapi di Kobe segala sesuatu jauh lebih santai. Tidak terlalu bising seperti Tokyo. lagipula, jika aku tidak pindah ke Kobe, tidak akan bertamu kamu kan?" jawabku santai. "haha iya sih.. aku juga nggak menyesal kok" ucap Haruki sambil tertawa. Tiba-tiba kami kepergok Pak Oufu, sedang mengobrol. kami dimarahi habis-habisan. Untung saja pelajarannya bahasa Inggris. jadi, PR tambaahan tidak masalah. Saat disuruh keluar dan berdiri di lorong depan kelas sampai pelajaran selesai. Bagiku, biasanya sangat membosankan karena tidak ada teman mengobrol. Tapi hari ini, meskipun disetrap, kami masih bisa tertawa-tawa ah senangnya......

"Shuruichi kemari" ucap Frenda, teman sekelas dari Inggris. Dia begitu sombong sehingga tidak mau berteman dengan orang miskin. Contohnya aku ini. Dan, setiap kali dipanggil olehnya, aku harus menjawabnya dengan Miss Yoroichi. " Ya ada Miss Yoroichi?" (mengucapkan dengan tidak rela) "Ah begini Haruki Asai adalah sahabatku sejak SD. Dia adalah orang terkaya ke-2 setelah presiden. Nah kupikir, kamu yang miskin ini tidak cocok berteman dengan si Asai itu. Hahaha kamu pasti mau memanfaatkan Asai kan? ya kan? lebih baik dia berteman denganku daripada di manfaatkan olehmu. Jadi, mulai detik ini, jangan sekali-sekali dekat-dekat lagi dengan Asai. Kau mengerti? Nah sudah sana pergi! aku tidak terlalu banyak menyuruh kan hari ini? HHAHAHAHA!" tawa Frenda membuatku semakin menangis. Sejak aku pindah ke sini aku tak punya teman. Sekarang, aku yang baru dapat teman yang menurutku sangat baik dan menawariku jadi sahabatnya, ternyata adalah sahabat lama Frenda. kenapa Frenda selalu menggangguku? kenapa dia selalu iri padaku? padahal aku miskin dan tak punya apa-apa. Aku butuh teman... tapi kenapa semua orang kamu rebut Frenda? kenapa kamu tidak memikirkan perasaanmu sendiri jika seandainya kamu jadi aku...huhuhuuh... aku terus menangis hingga tiba-tiba haruki datang."Haruki?mjmmmm....jangan dekat-dekat aku!"nteriakku sambil setengah menangis. "Kamu kenapa Mikako? kamu sakit atau kenapa?" tanya haruki. tak kusangka dia seperhatian itu. padahal kesan awalnya adalah haruki orang yang cuek tapi baik dan selalu nyambungkalau diajak ngobrol. Everything. "Nggak! nggak kenapa-keenapa!" teriakku lagi sambil berusaha menjauh. Aku sembunyi menuju tempat persembunyianku untuk menangis. Di samping Loker-loker anak SMA. Kupikir Haruki tidak mengikutiku. Ternyata dugaanku salah.... "Haruki! sedang apa kamu disini?" tanyaku terkeejut. "SSSht nanti bisa kedengaran Frenda lho" ucap haruki. "kamu pasti dilarang dekat-dekat sama aku kan?" tanya haruki. "YuP" jawabku. "nah harusnya kamu jangan menangis. Berilah semua keberanian pada dirimu. Lalu bilang saja seperti ini: Aku takkan mau menjauh darinya! karena dia sahabatku! harusnya begitu!" ucap Haruki. "Tapi kalau nanti dimarahin Guru gimana?" tanyaku. "Ya nggak pa-pa! bilang saja yang sebenarnya terjadi! pasti guru kita itu akan mengerti! lagi pula Pak Oufu lihat kau menangis di depan Frenda kok..." hibur haruki. "hah yang benar!?" jeritku karena kaget. "iya betulan lho. kamu nggak percaya? Eh sudahlah... masalah gitu kenapa dipikirin sih? ayo tanamkan keberanian itu! jangan malu! nanti sampai dewasa digituin terus lho..." ucap Haruki sambil melucu. "Thank's ya Haruki kamu memang pengertian! padahal kita baru berteman sehari lho.." ucapku sambil berdiri dan menggandeng tangan Haruki. "hahaha iya sama-sama" Haruki tersenyum senang. lalu, kami berjalan kaki pulang bersama.

"Masih berani dekat-dekat Asai, Shuruichi?" tanya Frenda dengan tatapan galak. Sebenarnya aku takut untuk menjawab. Tapi suara Haruki menggema dalam hatiku. BERANI! BERANI! begitu bunyinya. "heh kok diam aja?" tanya Frenda. "Berani kok Miss Frenda Peot" ucapku dengan nada sinis. "HEH apa-apaan kamu berkata begitu sama Miss frenda yang terhormat ini!?" "Ah nggak...nggak apa-apa" ucapku santai. "beraninya kamu!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" teriak Frenda sambil menarik kepangku. Aku menonjok frenda. Tiba-tiba ada suara: "Miss Yoroichi dan Miss Shuruichi, pergi ke ruang BP sekarang". Aku menurut. Di dalaam ruang BP, aku menceritakan segala-galanya. Mulai dari kejahatan Frenda, d.l.l, Semua juga ikut mendukungku. katanya Frenda jahat. Frenda llu distrap dari sekolah. Sampai Frenda minta maaf pada semua yang sudah disakiti hatinya, termasuk aku. Tapi Frenda tetap gengsi untuk minta maaf. Berarti dia lebih memilih setrap dari sekolah ya? hahaha Frenda bodoh. Setelah itu, aku pergi ke kelas dan menemui haruki.
Saat aku melihatnya, Haruki tersenyum. "Nah kau sudah berani sekarang" ucapnya. "Ah itu semua berkat kau" ucapku sambil memeluk Haruki.

Ah dia memberiku keberaninan.....begitu batinku dalam hati saat aku memeluk Haruki.

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar